Kamis, 07 Januari 2016

BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA

BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA

BudidayaTanaman Semangka - Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat. Semangka yang biasanya menjadi buah segar ini menjadi hidangan di meja makan, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan sayuran.
Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan bijinya, yang memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi makanan ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun atau jenis labu-labuan lainnya.

BUDIDAYATANAMAN SEMANGKA


SyaratPertumbuhan

1.      Iklim

1)      Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan.
2)      Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen.
3)      Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu 25 derajat C (siang hari).
4)      Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 20–30 mm.
5)      Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.

2.      Media Tanam

Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah.

3.      Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.

Teknis  Budidaya

1.      Pembibitan

·         Persyaratan Benih
Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah: Hibrida import, terutama benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid (berbiji).
·         Penyiapan Benih
Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit triploid setelah dipilih disiapkan alat bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran kecil dan disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis Haploid dengan mudah disemai karena bijinya tidak keras sehingga mudah membelah pada waktu berkecambah.
·         Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
a.       Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu supaya untuk mempermudah dalam proses pertumbuhannya
b.      Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok peres fungisida (obat anti jamur). Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi dan bibit siap dikecambahkan.
·         Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan serupa rumah kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun untuk memacu perkembangan bibit dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3 hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang telah matang dan siap ditanami benih tersebut.
·         Pemindahan Bibit
Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit menggunakan kantongkantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk pengurangan sisa air) dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yang sudah matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.

2.      PengolahanMedia Tanam

·         Persiapan
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya.
·         Pembukaan Lahan
Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata. Tunggul bekas batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis batuan yang ada dibuang, sehingga tidak mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang akan ditanam di areal tersebut.
·         Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk bedengan baris tanaman ganda, bedengan melintang pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter, tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan minimum 20 cm).
·         Pengapuran
Dilakukan dengan pemberian jenis kapur pertanian yang me-ngandung unsure Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomite dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
·         Pemupukan
Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan pupuk buatan. Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari hewan sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk kandang berguna untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan. Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan secara merata.

3.      Teknik Penanaman

·         Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam monokultur.
·         Pembuatan Lubang Tanaman
Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun } 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup dengan plastic mulsa, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang.
·         Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal supaya tanah siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit menggunakan kantong plastic yang ada.

4.      Pemeliharaan Tanaman

·         Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.
·         Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
·         Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa hari penanaman.
·         Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
·         Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin.
·         Pengairan dan Penyiraman
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan slang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air.
·         Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap  17 liter pelarut. Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
·         Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang penting untuk memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat dengan perakaran berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Setiap calon buah } 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah itu sendiri.

5.      Panen

·         Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bias dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
·         Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.
·         Periode Panen
Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara serempak dapat dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak bisa bersamaan dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, ke-dua semuanya sisanya dipetik semuanya sekaligus. Ke-tiga setelah daun-daun sudah mulai kering karena buah sudah tidak dapat berkembang lagi maka buah tersebut harus segera dipetik.

6.      Pasca Panen

·         Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi mutu buah dan harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat kemasakan yang tepat, karena akan mempengaruhi mutu rasa, aroma dan penampakan daging buah, dengan kadar air yang sempurna.
·         Penyortiran dan Penggolongan
Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan permintaan pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam beberapa klas antara lain:
1) Kelas A: berat ≥ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
2) Kelas B: berat } 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3) Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
·         Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut:
1) Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4 derajat C, dan kelembaban udara
antara 80-85%;
2) Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan
kadar CO2 dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2),
dapat mengurangi proses respirasi;
3) Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka
pendek dengan cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan
disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering.
·         Pengemasan dan Pengangkutan
Di dalam mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada tujuan akhir dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang secara benar dan hati-hati.
1).Menggunakan tempat buah yang standar untuk mempermudah pengangkutan.
2).Melindungi buah saat pengangkutan dari kerusakan mekanik dapat dihindari.

3).Dibubuhi label pada peti kemas terutama tentang mutu dan berat buah.

BUDIDAYA TANAMAN TERONG DALAM POT

BUDIDAYA TANAMAN TERONG DALAM POT

Budidaya Tanaman Terong – terong adalah termasuk dalam kelas sayur-sayuran. Biasanya terong sering dimasak oleh ibu- ibu rumah tangga untuk sajian makanan setiap harinya. Terong mudah untuk di budidayakan, baik di pekarangan ataupun didalam pot maupun polybag. Harganay yang relative murah dan mudah didaptkan dipasaran.


BUDIDAYA TANAMAN TERONG DALAM POT

Terong atau Terong (Eggplant,  Solanum melongena) adalah jenis tanaman yang hidup di daerah tropis. Tanaman yang berasal dari India dan Sri Lanka ini, masih satu famili dengan tomat dan kentang. Kandungan gizi yang terdapat pada terong bisa dibilang cukup tinggi, meliputi protein, kalsium, besi, fosfor, lemak, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Terong sangat baik untuk dikonsumsi, karena memiliki kadar kalium yang tinggi sekitar 217 mg/100 gr. Kalium sendiri sangat penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot. Sedang untuk kandungan serat pada terong, sekitar 2,5 gr per 100 gram, karena itu, terong sangat baik untuk pencernaan.
Terong memiliki berbagai macam jenis. Di antara jenis-jenis terong yang ditanam di Indonesia, beberapa diantaranya adalah: terong gelatik yang sering dipakai untuk lalapan, terong Medan yang memiliki buah bulat panjang berukuran mini, terong craigi dengan buah yang bulat panjang ujung meruncing, terong Jepang dengan bentuk buah bulat dan panjang silindris, terong Kopek dengan buah yang panjang, terong Bogor dengan bentuk buah bulat besar berwarna keputih-putihan, serta berbagai jenis terong yang lainnya.

Syarat Tumbuh

Terong dapat hidup dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu udara 22 – 30o C. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman terong adalah jenis lempung berpasir dengan pH antara 6,8 – 7,3, cukup subur, kaya akan berbagai bahan organik, dan memiliki aerasi serta drainase yang baik. Terong sangat cocok jika ditanam pada musim kemarau karena tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup.

Teknik Budidaya

1.      Persemaian
Untuk memperoleh hasil yang optimal, benih terong sebaiknya berasal dari benih hibrida. Benih tersebut diperam dengan menggunakan kertas basah atau handuk lembab selama +/- 24 jam. Di saat yang sama, media semai kita persiapkan dengan cara mencampur tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1. Media tanam hasil campuran tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam polybag berukuran: tinggi ± 8 cm dan diameter 5 cm.
2.      Pembibitan
Seperti penjelasan di atas, pembibitan dilakukan dengan merendam benih ke dalam air hangat selama 10 -15 menit. Benih tersebut kemudian dibungkus dengan kertas basah atau handuk basah atau gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam, sebelum disebar di atas lahan persemaian, dan ditutup dengan menggunakan daun pisang/ penutup lainnya. Begitu benih mulai terlihat berkecambah, buka penutupnya, dan siram persemaian setiap pagi dan sore hari. Jika dibutuhkan, pada saat pembibitan tersebut dapat pula dilakukan penyemprotan pestisida. Benih siap untuk dipindah tanamkan jika sudah memiliki daun empat helai dengan umur sekitar 1 sampai dengan 1,5 bulan.

3.      Persiapan Lahan
Dalam fase persiapan lahan terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan seperti:
a.       Membalik tanah
Balikan tanah yang akan digunakan untuk media tanam dengan menggunakan cangkul atau bajak agar lapisan tanah di bagian atas pindah ke bawah dan tanah lapisan bawah pindah ke atas.
b.      Setelah lapisan tanah dibalik, lahan tanam kemudian diairi dengan cara menggenangi lahan tersebut secara merata selama 3-5 jam. Agar pembuatan bedengan lebih mudah, lakukan pembajakan untuk yang kedua kalinya.
c.       Setelah dibajak, berikanlah pupuk dasar di atas lahan penanaman, sebanyak 15/kg pupuk kandang, dan 10 – 15 kg dolomit sebanyak untuk setiap 10 m2 lahan tanam. Dapat pula ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg, SP-36 3 kg, serta KCl 1,5 kg untuk setiap 10 tanaman. Pupuk NPK juga dapat diberikan dengan dosis 3 kg/10 tanaman.
d.      Setelah mencampur tanah dengan pupuk, selanjutnya dibuat bedengan–bedengan berbentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak tanam 75 cm
4.      Penanaman
Buatlah lubang-lubang tanam pada bedengan sedalam 10-15 cm untuk menanam benih yang telah disemai selama 25 hari. Ciri-ciri bibit yang siap tanam adalah munculnya 3-4 lembar daun sempurna dengan ketinggian batang mencapai ± 7,5 cm. Lakukan penanaman pada sore hari setelah dilakukan penggenangan. Maksud dilakukannya penggenangan adalah untuk memudahkan pemindahan serta membantu tanaman dalam melewati masa adaptasi pertumbuhan awal.
Bibit yang telah dimasukkan ke dalam lubang selanjutnya ditekan pelan-pelan ke bawah seraya ditimbun dengan tanah yang ada di sekitar lubang sebatas pangkal batang. Siramlah lubang tanam hingga cukup basah (lembab). Agar bibit yang baru ditanam tersebut terbebas dari serangan hama, berikanlah insektisida.
5.      Pemasangan Ajir(Turus)
Turus dibuat dari bambu/ kayu dengan tinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm. Turus ditancapkan di dekat batang, dan batang tanaman diikat pada turus tersebut agar memiliki kekuatan saat harus menanggung beban yang berat yang berasal dari buah terong yang kelak dihasilkan. Pemasangan turus dilakukan sedini mungkin agar tidak mengganggu sistem akar pada tanaman terong.
6.      Pemeliharaan
Dalam fase pemeliharaan terdapat beberapa fase dan hal yang perlu diperhatikan, seperti :
a.       Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan dan pada cuaca kering, penyiraman harus dilakukan setiap hari, baik dengan cara menyiram batang tumbuhan maupun dengan memasukkan air ke lahan tanam selama beberapa jam. Jika memasukkan air ke lahan tanam atau direndam, tanah biasanya akan tetap basah selama 3 – 4 hari, kecuali tanah yang strukturnya mengandung banyak pasir.
b.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati, terserang hama penyakit, atau pertumbuhannya menjadi tidak normal seperti biasanya.  Untuk melakukan penyulaman bisa dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari.
c.       Penyiangan
Untuk menghilangkan gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman dapat dilakukan penyiangan dengan cara dicabut. Penyiangan dilakukan minimal dua kali, yakni ketika tanaman berumur 15 hari serta 60-75 hari setelah tanam.
d.      Pemupukan
Pemberian pupuk susulan dilakukan saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dengan menggunakan pupuk ZA 2.5 – 3 gram, SP-36 2.5 – 3 gram, KCl 1-1.5 gram untuk setiap tanaman. Pupuk diletakkan di pinggir tanaman dengan jarak dari pangkal batang sejauh 10 cm. Pemberian pupuk susulan kedua dilakukan pada 50 hari setelah tanam dengan menggunakan NPK Grand S-15 dosis 8-10 gram pertanaman. Setelah panen yang kedua, pemupukan kembali dilakukan dengan masih tetap menggunakan NPK Grand S-15 dosis 10 gram pertanaman.

7.      Masa Panen
Ketika umur tanaman 30 hari setelah tanam atau 15 – 18 hari setelah munculnya bunga, tanaman terong sudah bisa dipanen untuk pertama kalinya. Ciri-ciri dari terong yang siap panen adalah:
- Memiliki warna buah mengkilat,
- Daging belum terlalu keras,
- Berukuran sedang (tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil)
Buah terong dapat dipanen seminggu dua kali, sehingga dalam satu musim total pemanenan dapat dilakukan 8 kali. Setiap tanaman biasanya berpotensi untuk menghasilkan buah sekitar 21 buah. Pasca pemanenan ke delapan terkadang masih ada tanaman yang menghasilkan buah, namun produktifitasnya mulai turun baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

CARA MENANAM SALEDRI

CARA MENANAM SELEDRI YANG BAIK DAN BENAR

Cara menanam seledri yang baik dan benar - Daun seledri mungkin banyak kita jumpai di pasar sebagai tanaman sayuran untuk campuran sop juga ada yang mengolahnya untuk dijadikan obat ataupun perawatan kecantikan, Seledri (Apium graveolens L. Dulce) adalah tanaman sayuran dari famili Umbelliferae yang berasal dari Mediterania sekitar Laut Tengah, tetapi kali ini saya bukan ingin menyampaikan tentang manfaat daun seledri tetapi saya akan menjelaskan tentang bagaimana cara menanam seledri yang baik dan benar agar berbuah panen seledri yang baik, nah berikut caranyaaa.......
  1. Persyaratan agar Selederi bisa tunbuh:
    Untuk dapat tumbuh dengan baik, seledri harus ditanam di daerah subtropis dengan ketinggian 1.000-1.200 m dpl, suhu udara 15o-24o C, kelembaban berkisar antara 80-90%, Curah hujan berkisar antara 60-100 mm/bulan, dan lahan harus mendapat penyinaran matahari yang cukup. Lahan yang ideal untuk tanaman seledri adalah tanah yang gembur, subur, mengandung bahan organik, serta tata udara dan air yang baik. Tanah yang paling baik untuk budidaya seledri adalah tanah jenis Andosol, karena mengandung unsur-unsur yang mendukung pertumbuhan tanaman seledri, seperti: pH tanah antara 5,5-6,5, mengandung cukup natrium, boron, dan kalsium. Karena jika kekurangan ketiga unsur tersebut, maka pertumbuhan tanaman seledri akan kerdil, kuncup dan pucuk mengering, dan batang serta tangkai daun retak-retak.
  2. Pembibitan
    Perkembangbiakan seledri dapat dilakukan secara generatif lewat bijinya maupun vegetatif yakni dengan anakannya. Namun, memperbanyak seledri dengan menggunakan biji lebih sering dilakukan untuk tujuan komersial. Biji yang akan dijadikan benih tersebut berasal dari varietas unggul yang memiliki kemampuan atau daya berkecambah > 90%. Proses pembenihan diawali dengan :
    - Merendam benih ke dalam air hangat bersuhu 55o-60o C selama 15 menit. Benih selanjutnya disemai di bedengan yang berukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm dan panjang sesuai kondisi lahan.
    - Cara membuat bedengan dengan mengolah tanah sedalam 30-40 cm dan mencampur tanah yang diolah tersebut dengan pupuk kandang matang sebanyak 2 kg/m2. Bedengan dinaungi plastik bening atau nyaman daun kelapa, setinggi 120-150 cm di sisi timur dan 80-100 cm di sisi barat.
    - Semaikan benih di atas bedengan di dalam alur/larikan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm. Benih kemudian ditutup dengan tanah tipis dan bedengan disiram sampai seluruh permukaannya lembab.
    - Benih yang sudah disemai tersebut, pada hari ke 15-25 disemprot dengan pupuk daun. Tanah bedengan, tepatnya di antara alur/larikan diberi larutan 10 gram NPK/10 liter air. Jika bibit terserang hama, semprotkan pestisida konsentrasi rendah (30-50% dosis anjuran) pada bibit tersebut. Setelah benih berumur 1 bulan atau telah memiliki 3-4 helai daun, pindahkan bibit tersebut ke media tanam.
  3. Pengolahan Lahan
    Pengolahan lahan dilakukan dengan mencangkul lahan sedalam 30-40 cm dan membiarkannya selama 15 hari. Campur tanah olahan dengan kapur kalsit atau dolomite jika pH tanah kurang dari 6.5. Dosisnya sebanyak 1-2 ton kapur untuk setiap hektar lahan, tergantung dari besarnya pH tanah serta kandungan Alumunium di dalam tanah.
    Di atas tanah yang telah diolah tersebut kemudian dibuat bedengan dengan lebar 80-100 cm, tinggi 30 cm, dan panjang sesuai dengan kondisi lahan, sementara jarak antar bedengan antara 30-40 cm. Campurkan pupuk kandang dengan tanah bedengan sebanyak 10-20 ton pupuk kandang untuk setiap 1 hektar lahan. Buatlah parit di antara bedengan yang satu dengan yang lain.
  4. Teknik Penanaman- Buatlah terlebih dahulu lubang tanam di dalam bedengan dengan jarak tanam 25 x 30 cm.
    - Bibit seledri yang telah memiliki 3 – 4 helai daun yang ada di lahan persemaian dicabut bersama akarnya dengan hati-hati. Jika masih ada bibit yang belum memiliki 3 – 4 helai daun, tinggalkan di ladang persemaian untuk digunakan sebagai tanaman sulam.
    - Tanamkan satu bibit untuk setiap lubang tanam, dan padatkan tanah di sekitar batang. Sebelum ditanam, rendamlah terlebih dahulu akar bibit selama 15 menit ke dalam larutan pestisida Benlate atau Derosol dengan konsentrasi 50% dari anjuran.
    - Setelah bibit ditanam, siramlah bedengan dengan air bersih hingga lembab. Tutup permukaan bedengan dengan mulsa jerami padi kering setebal 3-5 cm, dan mulsa tersebut jangan menutupi bibit seledri.
  5. Pemupukan
    Seledri membutuhkan zat hara dalam jumlah banyak, khususnya nitrogen, yang diperlukan untuk produksi biomassa yang besar. Karena itu untuk produksi seledri diperlukan  tanah yang sangat subur. Untuk budidaya seledri diperlukan  pupuk kandang sebanyak 20–30 ton/ha ditambah dengan N 300 kg, P 75 kg dan K  250 kg per hektar.
  6. Pemeliharaan Tanaman
    Selama masa pemeliharaan, lakukan penyulaman saat tanaman berumur 7-15 hari. Ganti bibit yang mati dan ganti dengan bibit tanaman yang baru. Untuk penyiangan, dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan pemupukan yakni pada saat umur tanaman 2 dan 4 minggu.
    Agar unsur hara dalam lapisan tanah senantiasa tercukupi, berikan pupuk susulan sebagai berikut:
    a. Larutan air dengan pupuk NPK dengan dosis 2-3 kg pupuk NPK (15-15-15 atau 16-16-16) dengan 200 liter air. Larutan pupuk sebanyak 200-250 cc tersebut kemudian disiramkan ke tanah sejauh 20 cm dari batang.
    b. Larutan pupuk lengkap yang mengandung seluruh unsur hara sebanyak 2-3 kg dengan 200 liter air, yang disiramkan sejauh 20 cm dari batang sebanyak 150-200 cc.
    c. Menaburkan campuran pupuk ZA dan KCl (3:2) ke dalam larikan sejauh 5-10 cm dari lubang tanam.
    d. Pupuk tablet yang mengandung seluruh unsur hara dengan cara membenamkan satu tablet seberat 2-3 gram ke dalam 10 cm di sekeliling batang.
    e. Untuk menjadikan tanaman hijau dan subur, tambahan garam dapur sebanyak 50 kg untuk setiap hektar lahan.
    Selama proses pemeliharaan tanaman, pengairan atau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari pada awal tanam. Selanjutnya pengairan dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu, tergantung dari kondisi cuaca. Tapi yang pasti jangan sampai kondisi tanah kering, serta jangan sampai ada air yang tergenang atau becek.
  7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)OPT yang menyerang tanaman seledri antara lain lalat pengorok daun, bercak daun bakteri, busuk lunak bakteri, penyakit fusarium, penyakit hawar serkospora, rebah kecambah, busuk akar, dan berbagai macam virus. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan dosis yang sesuai petunjuk.
  8. Panen dan Pascapanen
    Tanaman seledri yang di tanam secara langsung tanpa melalui pesemaian dapat dipanen pada umur 160–180 hari, sedangkan seledri yang ditanam dari persemaian biasanya di panen pada umur 90–125 hari. Tanaman seledri biasanya dipanen ketika sebagian besar tanaman dianggap telah mencapai fase layak jual, tetapi ukuran yang agak beragam tidak dapat dihindari. Penundaan panen dapat menyebabkan sebagian tanaman menjadi bergabus, sedangkan panen yang terlalu dini berakibat sedikitnya tangkai daun yang berukuran besar. Panen dilakukan dengan cara dicabut. Seledri daun memiliki musim tanam yang lebih pendek, dan panen dapat dilakukan berulang kali jika daun dipotong cukup tinggi di atas permukaan tanah untuk memungkinkan pertumbuhan kembali daun baru. Produksi seledri dapat mencapai 40–70 ton/ha.

BUDIDAYA BUAH MELON

BUDIDAYA BUAH MELON

BudidayaBuah Melon - Melon adalah salah satu jenis tanaman buah yang paling banyak disukai, seperti halnya buah apel, jeruk, anggur dan beberapa buah favorit. Buah melon juga menjadi buah favorit. Buah ini biasanya dimakan langsung ataupun untuk campuran nahan es buah. Masa tanam melon yang relatif lebih cepat dan minat pasar yang terlihat sedang mengalami peningkatan tak ayal membuat sebagian petani tertarik untuk beralih ke melon.

BUDIDAYABUAH MELON


Syarat Tumbuh

1. Iklim

·         Angin yang bertiup cukup kencang, dapat merusak pertanaman, dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah bahkan batang tanaman.
·         Hujan yang terus-menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi pathogen. Saat melon menjelang panen, hujan dapat mengurangi kadar gula dalam buah.
·         Tanaman memerlukan suhu untuk perkecambahan 250 – 350 C. Untuk pertumbuhan : 200 – 300 C. Saat proses pemasakan buah 260 C pada siang hari, dan 160 C pada malam hari. Tanaman tidak dapat tumbuh apabila suhu < 180 C. Sehingga tanaman memerlukan sinar matahari penuh 10 – 12 jam / hari selama pertumbuhannya.
·         Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan, pada kelembaban yang tinggi, tanaman melon mudah diserang penyakit. Kelembaban yang ideal antara 70 % - 80 %.

2. KetinggianTempat

Tanaman melon dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 300 – 900 meter dari permukaan laut.Ketinggian > 900 meter tidak berproduksi secara optimal.

3. Media Tanaman

         Tanah yang baik untuk budidaya melon adalah liat berpasir yang kaya bahan organik, dengan drainase yang baik pula, sebab tanaman tidak menyukai tanah yang terlalu basah. Pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak, tetapi sebaiknya air dari irigasi, bukan dari air hujan.
         Tanah yang baik untuk tanaman melon adalah bekas tanaman padi, jagung dan tebu.
         Tidak baik ditanam pada tanah yang asam secara terus-menerus. Melon akan tumbuh baik pada pH 5,8 – 7,2

Persiapan Tanam

1. Persemaian benih
a. Cara dan waktu penyemaian
         Benih yang akan disemaikan, direndam air selama 2 – 4 jam. Kemudian benih disemaikan pada plasttik yang telah diisi tanah yang elah dicampur pupuk kandang (5 : 1)
         Benih disemai dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah, kemudian ditutup dengan campuran abu sekam dan ttanah (2 : 1 )
         Untuk merangsang perkecambahan benih, dengan menciptakan suasana hangat, maka tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul ke permukaan media semai (biasanya hari ke-3 atau ke -4) maka karung goni dapat segera dibuka.
b. Pembuatan media semai
         Pembuatan media semai dengan mencampurkan tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan ( 1 : 1 : 1 )
2. Pemeliharaan persemaian
Benih yang disemai dalam polybag akan tumbuh menjadi calon bibit haruslah dipelihara agar menjadi bibit melon yang kekar dan sehat.
a. Cara dan waktu penyiraman
         Bibit disiram setiap hari, untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Apabila daun sejatti keluar, baru penyiraman dapat dilakukan dengan gembor.
         Saat cuaca panas, tanah dalam polybag kering, mak a penyiraman perlu dilakukan pada sore hari.
b. Penjarangan
         Tujuan penjarangan untuk menyiapkan bibit yang sehat dan kekar siap untuk ditanam.
         Penjarangn dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit di lapangan.
c. Pemupukan di persemaian
         Untuk pertumbuhan vegetatip, bibit dapat dipacu dengan penyemprotan pupuk daun yang mengandung nitrogen tinggi, saat bibit umur 7 – 9 hari settelah sebar, dengan konsenrasi 1 – 1,5 gram /liter air. (cukup satu kali)
         Pupuk akar tidak perlu, karena madia semai telah cukup subur.
3. Pemindahan bibit
Bibit melon dipindahkan ke lahan apabila sudah berdaun 4 – 5 helai atau bibit telah berumur 10 – 12 hari. Caranya kantong plastik disilet dengan cutter, jangan sampai akarnya rusak, tanah sedikit dipadatkan dengan dikepal ttanagn, terus bibit ditanam pada bedengan.
4. Pengolahan media tanam/ Pembukaan lahan
a. Pembajakan : lahan yang akan dibajak harus digenangi air, selama semalam, cukup sekali bajak dengan kedalaman 30 cm.
b. Setelah laahan dibajak semua, kemudian dibuat bedengan-bedengan tanam.
5. Pembuatan bedengan tanam
         Ukuran bedengan adalah : lebar (100 – 110 cm ), Tinggi (30 – 50 cm), Panjang maksimum (12 – 15 m ), lebar parit/saaluran (55 – 65 cm).
         Pada musim hujan, tinggi bedengan 50 cm, agar perakaran tanaman tidak terndam air hujan, dan di musim kemarau tinggi bedengan cukup 30 cm.
         Setelah bedengan jadi, taburlah pupuk kandang, pupuk kimia (Urea, SP-36, KCl) diaduk secara merata.
6. Pengapuran
         Sebelumnya dilakukan pengukuran pH dengan alat pH meter. Diambil 10 tittik sebagai sampel kemudian dihiung pH rata-rata.
         Setelah diperoleh pH ratta-rta dilakukan pengapuran dengan Dolomit ( MgCO30 atau kapur tanaman (CaCO3) dengan ukuran :
a.       pH 5,4 : jumlah kapur 3,60 ton/ha
b.      pH 5,6 : jumlah kapur 2,65 ton/ha
c.       pH 6,1 – 6,4: jumlah kapur < 0,75 ton/ha
7. Pemasangan mulsa plastik hiam-perak (PHP)
         Sebelum pemasangan mulsa PHP, bedengan diairi (dileb) agar tanahnya lunak. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari, agar plastik mudah ditarik dan merata.
         Caranya : warna perak di atas dan warna hiam di bawah, diperlukan 2 orang untuk memasang satu bedengan. Tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada bedengan menggunkan penjepit mulsa dari tutus bambu agar lebih kuat. Setelah kedua ujung mulsa terkait, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap meternya secara bersamaan terus dijepit dengan pasak tutus bambu.
         Setelah selesai pemasangan mulsa, bedengan dibiarkan 3 – 5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuannya agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia bagi akar tanaman.
8. Pembuatan lubang tanam
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan alat khusus berdiameter + 8 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa dengan cepat. Sekaligus jarak lubang disesuaikan jarak tanam yaitu 70 x 60 atau 80 x 60 cm.
9. Cara penanaman
         Setelah bibit di persemaian berdaun 2 – 3 lembar, (umur + 15 hari) bibit siap ditanam.
         Untuk memudahkan penanaman, maka saluran antar bedengan diairi dahulu.
         Bibit dikeluarkan dari polybag dengan disilet (catter) jangan sampai akarnya rusak, diletakkan pada lubang yang telah ditugal, penanaman dilakukan dengan posisi + 2 cm lebih dalam dari leher akar semula.

PemeliharaanTanaman

1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dalam waktu 2 minggu setelah tanam, Dan dilakukan pada sore hari, selama 3 – 5 hari karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman yang perlu disulam. Bibit sulaman baru harus disiram air agar akarnya melekat.

2. Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa, penyiangan dilakukan pada lubang tanam di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan tanaman menjadi lembab, sehingga merangsang adanya penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematode yang merugikan.
3. Pemupukan
Pemupukan diberikan tiga kali yaitu : pertama 20 hari setelah tanam, kedua 40 hari setelah tanam (ketika akan melakukan penjarangan buah) ketiga 60 hari setelah tanam.
4. Pengairan
         Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.
         Tanaman disiram sejak masa pertumbuhan sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air membasahi daun dan buahnya, untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang berasal dari percikan terutama jamur.
         Masa berbunga dan berbuah, penyiraman dikurangi (+ 2 minggu), tetapi saluran air/got tidak boleh kering. Mendekati pemetikan buah ( 2 minggu sebelum panen) siraman air dihentikan.
5. Pemeliharaan lain
a. Pemasangan ajir
·         Tanaman melon mempunyai jumlah cabang antara 15 – 20. Maka setelah tanaman mengeluarkan sulur segera diberi ajir.
·         Ajir atau tongkat dari bilahan bambu, untuk rambatan sulur kira-kira tingginya 50 cm. dipasang setelah selesai membuat pembumbunan. Tinggi ajir 1,5 – 2 meter, dengan jarak 25 cm dari pinggir guludan kanan maupun kiri. Penancapannya agak menyilang kedalam ( 2 ajir ditali) dan digapit kuat.
b. Pemangkasan
         Setelah tanaman berdaun 7 – 8 helai mulailah diadakan pemangkasan. Tunas yang tumbuh pada ketiak daun pertama sampai kelima dipangkas.
         Tunas yang tumbuh setelah ruas ke-8 dipangkas dengan tetap menyisakan 2 helai daun.
         Bila batang utama sudah mencapai 20 – 25 ruas, lakukan pangkas pucuk. Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah saat udara cerah dan kering.

c. Seleksi dan pembungkusan buah
·         Pelihara 3 – 4 calon buah pada setiap tanamaan, terutama yang tumbuh pada cabang ke 10 sampai ke 17.
·         Setelah calon buah sebesar telur ayam, pilih 2 calon buah yang paling baik/bagus yaitu yang berbentuk bulat agak lonjong, sedangkan sisanya dibuang .
·         Kemudian bungkuslah buah tersebut dengan kantong plastik transparan, agar tidak terserang hama lalat buah.
·         Bila buah sudah sebesar bola tenis, cabang buahnya diikat pada ajir dengan tali rafia.

Panen Dan Pasca Panen

a.      Panen

Ciri-ciri atau tanda buah yang telah siap panen atau masak :
         Saat buah masak, warna kulit berubah dri hijau muda kekuning-kuningan atau tergantung jenisnya.
         Pada jenis yang ber-net, net telah penuh dan sempurna, aroma wangi dengan kematngan 90 %.
         Terbentuk lapisan pemisah pada tangkai buah atau cincin
         Sekitar tangkai dan kelopak mulai menguning, disekitar bila ditekan agak lunak.
         Biasanya buah melon dapat dipetik setelah umur 3 bulan setelah tanam, tergantung jenisnya, dan tinggi tempat.

b.      Cara panen

·         Potong tangkai buah melon dengan pisau tajam, sisakan minimal 2 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
·         Tangkai dipotong berbentuk hurub “ T” maksudnya agar tangkai buah utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya.
·         Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.

c.       Periode panen

         Seandainya dalam jangka waktu 3 – 5 bulan mendatang harga melon diramalkan akan jatuh, maka alernatif untuk rotasi tanaman bekas melon untuk tanam cabai. Karena lahan yang tersedia tidak perlu diubah, maka mulsa plastik dibuka dan pemupukan untuk cabe dapat dilakukan.
         Bila dalam waktu 4 bulan berikutnya ramalan harga melon akan meningkat, maka lahan bekas ditanami padi lebih baik, karena dapat memutus siklus hama dan penyakit pada tanaman melon.

d.      Pasca panen

         Buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat yang kering, sejuk dan diberi alas jerami, dan segera disortir (grading)
         Bila akan diangkut jarak jauh, buah perlu diberi alas dan kotak, agar mengurangi kerusakan akibat terbentur, cacat fisik, untuk konsumsi pasar swalayan.